Sihir Sang Penyair

Sebagian pribadi datang dan pergi

Sebagian datang sebagai keluarga

Sebagian lagi sebagai teman sejati

Bahkan sebagai kekasih

Rasa iri tak luput untuk tumbuh

Bagi pribadi yang jadi musuh

Sebagian memberi suka cita

Sebagian menoreh luka hati

Bak rumput dimusim hujan, Kisah ini merekah tumbuh

Melekat bak ukiran pada batu

 

Waktu tetap disini

Mengiringi setia sang pribadi

Sebagai saksi saat amanat menjadi khianat

Sebagai saksi saat teman menjadi lawan

Sebagai saksi saat kekasih menjadi benci

Sebagai saksi saat bising menjadi asing

 

Waktu tetap disini

Membalut luka yang pedih

Melupakan kenangan sedih

Perlahan mengikis habis luapan emosi

Menyembuhkan raga sang pribadi

 

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Berjalan letih tertatih tak menentu

Bermuram bagai disayat sembilu

Raut muka nya sendu

Sinar wajahnya luluh

Nampak hanya kesedihan singgah berlalu

 

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Apakah gerangan yang terjadi

Apakah Karib kerabat mengkhianati?

Apakah teman sejati tak lagi peduli?

Apakah sang kekasih hilang-pergi?

Hanya menyisakan racun ditangan kiri

Niat hati untuk mengakhiri

 

Lihatlah sang penyair

Menebar pikatnya bak penyihir

Berkutat hebat dengan kalimat

Mengaduk aduk rasa dan jiwa

Melupakan sesaat rasa duka dan kecewa

 

Duhai sang penyair

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Bawa jiwanya terbang bersama sajak dan kata

Bawa jiwanya menari dengan rima

Bawa jiwanya tenggelam dalam kisah

Isi kesunyian hatinya dengan canda tawa

Pahamkan dia bahwa hidup tidak hanya sekedar duka lara

Pahamkan dia akan makna hidup sebenarnya.

Rasa itu apa

“mau nunggu sampe kapan?”

Itu pertanyaan gw ke mia, cewek tomboy yang mungkin bisa dibilang secara usia tidak muda lagi. Mia adalah sosok yang unik menurut gw, dari luar mia terlihat tangguh, gagah, perawakan tinggi besar dengan warna kulit yang agak gelap, suka olahraga dan mandiri. Hal feminim yang dia miliki hanyalah hijab nya, ditambah lagi, selama gw kenal dia, dia ga pernah terlihat pake rok. Tapi setelah sekian bab curhatan yang selalu dia lantunkan ke gw setiap ada kesempatan ketemu, dibalik ketangguhan nya, dibalik kemandirian nya mia adalah sosok cewek yang rapuh, perasa dan haus akan perhatian dan kasih sayang.

Mungkin mas rudi adalah forever crush-nya mia dalam kisah ini. Ga usah ditanya lagi alasan kenapa mas rudi selalu dipuja-puja sama mia, bisa dibilang, senandainya gw gay pun, gw udah klepek-klepek hanya karena ditatap sama mas rudi. Putih, badan atletis, jago olahraga, mapan, karismatik, plus kumis dan brewok tipis ala laki-laki turki menjadi pelengkap daya tarik mas rudi. Mia rela melakukan apa saja, rela ikut kegiatan apa saja,rela masuk kedalam komunitas yang sama dengan mas rudi atau menghabiskan duit berapa saja hanya untuk sekedar berada didekat, atau mungkin hanya sekedar diakui keberadaan nya. Pernah suatu waktu, mia dengan bahagia nya ikut rombongan mas rudi dan teman-teman nya ke bali untuk hadir dalam sebuah event olahraga. Planning telah ditentukan, saat event selesai, dilanjutkan dengan liburan bersama. Namun alangkah sedihnya nasib anak perawan ini, selama kegiatan mereka dibali, jangankan diharapkan untuk diakui keberadaan nya, bahkan hanya untuk sekedar ngobrol dan bercanda saja tidak. Bukan karena tidak ada waktu atau kesempatan, hanya saja mas rudi tidak pernah memberikan momen itu hadir, tatapan kosong dan acuh yang selalu direspon oleh mas rudi ke mia, seolah-olah tidak menghendaki kehadiran nya. Beberapa event olahraga yang terkadang meronggoh kocek yang tidak sedikit sering mia hadiri dan ikuti hanya karena ingin ada momen bersama mas rudi walaupun hanya sebatas frame foto bersama dengan rombongan yang lain, atau hanya sekedar untuk di upload di Instagram, atau hanya sekedar ada alasan untuk bisa nge-tag. Rasa suka itu tak cukup sampai disitu, jika ada momen yang tepat, terkadang mia secara diam-diam mengamati, mengabadikan, bahkan merekam kegiatan mas rudi dari kejauhan, tentu saja tanpa sepengetauhan mas rudi.

“kenapa ga disamperin?”

“ga ah, ga berani, takut dimarahin…”

Beberapa spekulasi negatif tetang mas rudi yang kerap beberapa kali terdengar dari mia hanya sekedar penggambaran rasa kekecewaan yang selama ini dia rasakan, tapi jauh didalam lubuk hatinya rasa suka itu, rasa sayang itu, rasa peduli itu begitu besar sehingga menutupi kekurangan, menggelapkan pandangan, memaafkan kesalahan, bahkan melupakan kekecewaan.

Mungkin mia terlalu agresif atau terlalu terbuka dalam menyampaikan perasaan nya. Terkadang ada tipikal cowok yang tidak terlalu suka di-chasing, dikejar-kejar, atau terlalu diharapkan. Ada!. Namun rasa tidak pernah salah, rasa itu fitrah, ardhani layaknya nabi, dan indah layaknya surga, karena tuhan menciptakan rasa untuk kita nikmati, untuk kita sesali, pemberi beda dalam kisah, memberikan warna-warni dalam kertas putih kehidupan.

“So, mau nunggu sampe kapan?”

“mhmm… ga tau, mungkin sampe sadar… sadar akan fitrahnya bahwa laki-laki juga butuh wanita dalam kehidupan nya, karena saat ini dia lagi dekat sama krisna”.

Penggoda itu bukan gw

“inget gak yang gw cerita tentang seorang penggoda saat seseorang mau menuju pernikahan… nah, posisi lo sekarang adalah sang penggoda itu…”

Balesan group whatsapp dari simon malem itu gak gw gubris sama sekali… namanya gw suka… cinta… mau diapain lagi… sometimes mereka Cuma bisa cuap-cuap doang… memang sih kondisi gw sekarang lagi gak ngandelin logika… tapi feeling ini gak bisa gw tahan…. gw mesti gimana dong…

“well, gini kondisinya… dista gak bahagia dengan calon suaminya… dia masih dalam taraf keraguan… beside, yang ngajak ketemuan pertama kali bukan gw… dia cerita banyak hal… termasuk niatan untuk balikan lagi ke gw. Gw yah… gimana yaaa… bingung, tiga tahun belakangan ini gw gak menjalin hubungan serius dengan seseorang hanya untuk menunggu terbuka hatinya kembali ke gw…dan miskomunikasi dan misunderstanding kita bedua selama ini yang membuat dia memilih dion sebagai pasangan hidupnya…”

Diskusi gw ama simon berlanjut hingga besok malem nya… gw gak bisa bilang “tidak” untuk terbuka dengan cowok satu ini… secara kita tinggal bareng satu apartment.

“lo mau dengerin masukan gw gak?”  lanjut simon.

“tergantung…. tergantung masukan lo itu masuk akal gw ato enggak…”  well, entah perilaku gw ini masuk akal atau enggak…. yang jelas, gw masih terus defensif.

“aslinya gw support lo untuk balikan sama dista… beside, dia udah tunangan saat ini… gw dukung lo apapun yang buat lo happy. Gw juga belom pernah ketemu… bincang… sama dista, gw juga gak tau apapun tentang masalah ini menurut sudut pandang dia sebagai seorang perempuan baik-baik… mungkin memang ada masalah ato hal lain., yang jelas satu hal yang mesti lo emphasis… kalo lo bener-bener serius, lo mesti minta dia buat ambil keputusan… milih lo untuk tetep jalanin hubungan atau worst case nya adalah lo Cuma jadi pelampiasan feeling doi sesaat, secara calon suaminya gak stay di jakarta. Lo kasih dia waktu kira-kira 3 minggu untuk mikir, istikharah… ato apalah… untuk meyakinkan hatinya tentang pilihan hidupnya”.

Diam… termenung… manggut-manggut… mencerna… berfikir…itu aktivitas gw selama hampir tiga hari belakangan ini setelah denger masukan logis dari bocah sok ganteng itu… gw gak tau mesti gimana… pernikahan dista dilangsungkan tiga bulan lagi… dan gw masih belum punya planning kapan mau ngomong serius tentang masalah ini ke dista.

 Dear God, gimme guidance. Gw tutup sholat isya gw dengan doa.

Image

Akan Indah pada waktunya….

Sudah berapa taun yah…. enam, tujuh taun deh keknya gak jumpa ajeng… cewek ekstrovert nan bengal serta keras kepala ini banyak aja akalnya buat gangguin gw… maklumlah, dulu dikampus sastra gw anak paling culun. Kadang geli sendiri mbayangin gw dulu… geek dikampus sastra… that’s sound weirdos!. Geek di kelas geologi, kimia analis… it’s fair lah yaa… nah gw?…

Balik ke ajeng nih… dulu pas semester terakhir dia sempat lengket ama seorang senior berinisial “J”. Gw kenal ajeng dari semester satu, kita dulu satu geng, ada gw, ajeng, nia, dino dan bagas … dan belum pernah gw liat dia amat bahagia, sentosa saat dia kenal ama nih cowok.  Ampe perpisahan gw pas lanjut sekolah ke Shieffield – UK aja dia gak datang… alesannya sih tuh cowok lagi tanding balap motor, jadi dia pengen kasih semangat… well, no matter lah… gw bahagia klo liat ajeng juga senang menikmati hidupnya. Dia dari keluarga yang broken. Tante mia dan om Joko pisah saat kita lagi tegang-tegangnya ngadepin ujian akhir semester lima… alhasil, ajeng failed di beberapa mata kuliah… dan kuliahnya telat ampe satu setengah tahun. Ketemu ama nih cowok ibarat pucuk dicinta… perasaan pun tiba.

Ajeng bisa dibilang yang paling sering kontak ama gw ketimbang 3 sobat gw yang laen pas gw di UK. Email, chat, kirim-kirim foto… cerita banyak hal lah pokoknya. Dari yang simple nanya soal… kira-kira dia mesti kasih apa ke si mister “j” saat dia menang di race championship di sentul april 2010 silam… ampe konsultasi tentang apakah bayi yang dia kandung ama si mister “J” itu mesti digugurkan apa enggak… well, benar sekali… dia sudah hamil empat bulan saat dia cerita ke gw tentang itu. Gw gak bisa bilang apa-apa juga… yang ada gw cuma bilang… “kenapa lo baru cerita sekarang….. bego!”, mestinya lo konsul ke gw… patut gak memberikan keperawanan lo ke si mister “J” itu…. hadeeuh…. cewek terlalu gampang emang klo sudah terkena bakteri cinta.

Tepat seminggu setelah milo, bayi ajeng yang mungil itu merayakan ulang tahun yang ke delapan bulan… si mister “J” meninggal karena kecelakaan saat balapan motor di lombok… status ajeng saat itu adalah masih single… artinya mereka belum menikah… just living together… well, it’s really not good. Gw gak usah menggambarkan lah yaa… gimana sedihnya ajeng ditinggal istirahat selamanya ama cowok sekaligus ayah dari bayinya itu. Setidaknya hampir tiga kali dia sudah berniat melakukan bunuh diri dirumah… untungnya masih ada beberapa orang terdekatnya yang masih sangat care merawat dan membantu memulihkan perasaannya untuk kembali normal.

Jalan ultah milo yang ke tiga pun… ajeng masih belum bisa move on… masih suka ngimpiin mister “J” katanya tiap malem… walaupun dia udah usaha sih untuk membuka kesempatan beberapa pria yang satu kantor ama dia untuk deket dan jalan bareng… tapi belom ada yang nerima dia apa adanya… apa adanya itu… yah nerima masa lalunya dia, nerima milo sebagai bagian dari dirinya ajeng… dan nerima beberapa kebiasaan jelek ajeng yang masih suka melamun memikirkan si mister “J” itu.

Agak rumit memang kondisinya dia… nerima kisah pahitnya, nerima milo… mungkin masih make sense lah buat beberapa pria yang luas dadanya. Tapi masih mikirin laki-laki lain saat sedang terjaga bersama suami atau ngigau nyebut nama orang lain saat tidur… eneg juga lama-lama. Moga kondisi nya cepat berubah… suasana hati ajeng cepat pulih kembali…. amin.

Seminggu yang lalu gw nerima calling dari seseorang yang gak asing suaranya ditelinga gw… gimana mau asing… dia selalu ngomelin gw saat kita kumpul-kumpul dikantin kampus, ngomentarin apapun yang rada aneh disekitar kita. Yup.. bener, ajeng. Berita baiknya adalah…. dia calling gw mau invite gw ke acara resepsi nikahnya dia di gedung plaza sudirman jakarta selatan. Kalo bilang seneng… yah pasti seneng banget lah yaa… satu hal yang wondering buat gw… kira-kira siapa laki-laki yang unlucky itu yang bisa dirayu ama dia untuk nerima dia apa adanya… hahahaah

“plaza sudirman pak, sudah sampai… “ suara sopir taxi bluebird menghamburkan candaan dan tawa-tawa kecil gw mbayangin masa lalu pengantin wanita sore ini.

“nih pak… ambil lebihnya….”

                                                                                                                               

Choosing…

‘’Sebagian orang mungkin tidak ditakdirkan untuk bahagia, namun sebagian orang ini telah ditakdirkan untuk menjadi orang besar”.
Sepenggal dialog di film serial Scandal yang menceritakan tentang kehidupan cinta terlarang para presiden amerika ini sedikit memberikan dampak positif dalam mindset gw. Gw yang sejauh ini mengenal diri gw sebagai sosok yang perfeksionis dalam hampir setiap hal, saat ini mencoba untuk tepo selero, kalo bahasa arabnya itu qonaah. Mencoba untuk menerima sesuatu yang diluar kemampuan gw untuk memperbaikinya, diiringi dengan usaha tentunya. Well, hal itu termasuk pasangan hidup. Masih cetek banget sih pengetahuan gw tentang sebuah pernikahan, banyak aja pokoknya pertimbangannya. Entah dari sudut pandang calon pengantinnya, maupun keluarga. Cantik!, pinter! Mungkin dua hal yang saat ini masih menjadi pemegang rekor teratas dalam pertimbangan gw dalam memilih pasangan hidup. Diskusi panjang dengan salah satu sepupu gw yang umurnya cuma beda 2 tahun dari gw dan dia pun sudah memiliki dua istri udah gak bisa kehitung jumlah kalinya. Point nya selalu menuju pada, “jangan remehkan santriwati dalam memilih sebagai kandidat istri, kecantikkan bukan segalanya”. Secara sudah beberapa kali tawaran santriwati untuk minta diajak ke pelaminan. Ada yang hafal qurán, ada juga yang hafal fiqih lima madzhab. #alamak!
“takutnya aku gak nyambung obrolannya ama dia, mas”. Alasan gw ke sepupu gw #simpel #bingit!. toh hal itu juga belum terbukti dan gak menjamin cewek2 lulusan kampus juga bakal nyambung terus obrolannya. Bingung, bimbang, galau, macem2 lah ya feelingnya… namanya juga kewajiban, pasti bakal banyak godaannya. Setan itu dimana-mana keberadaannya. Gak akan bakal diem-manyun liat anak adam punya niatan baik dalam hidup dan agama. kemaren sih dapet yang srek ama mindset, eh… malah bubar tengah jalan. Umur udah menanjak naik lama-lama ini mah. Masa aja gw mesti gambling nerima pasangan hidup yang ditawarin orang2 terdekat. Gak bisa dibilang gambling juga sih, intinya seseorang yang mungkin jauh lebih sedikit punya waktu bersama saat sebelum menikah. Mmmhhh… mungkin perlu dicoba sih yaa.. gak ada jaminan juga gw gak bahagia dengan pilihan yang “gambling” tadi dan gak ada jaminan juga gw bakal terus bahagia dengan seseorang yang sudah lama meluangkan waktu bersama sebelum halal. Well, kalimat apa yang cocok ama stetmen sebelum “halal”?, fikir ndiri ya kakak!.
“udah lah… kata “cocok” itu sulit untuk ditemukan dalam berpasangan apalagi yang menyangkut suami-istri, hubungan yang bakal dijalani hingga akhir hayat. Pasti ditengah jalan juga bakal banyak menemukan perselisihan… dan itupun tak jadi soal. Allah sendiri bilang kan, kalo anak adam itu diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Intinya adalah sebagian besar memang berbeda, dan tidak cocok. Makanya disuruh untuk saling kenal”. Ini nasihat lanjutan dari sepupu gw yang kalo ngomong ada aja alesan untuk mendengarkannya. Well, intinya gimana dong ini… coba ajalah ya… semua bukan gambling kok, toh… Allah udah atur semua jalan hidup seseorang, mungkin terkadang… pertemuannya bisa saja berkesan atau dari hal yang tak terduga.

Jakarta, 25/11/13

download

Image Source : http://eagle.northwestu.edu/departments/wellness-center/helpful-hints/dealing-with-loneliness/

Just an option, Daddy!

                “Bener-bener keterlaluan jika untuk keputusan hidup gw yang ini pun, dia gak kasih restu”.

Baru tadi siang nyampe rumah, sengaja ngambil flight yang rada pagi… biar nyampe rada siang dan bisa ikut berbuka puasa bersama keluarga dirumah. Liburan lebaran tahun ini Cuma ngambil cuti seminggu… tepatnya tujuh hari kerja… kalo jumlah hari liburnya yaa mungkin bisa lebih dari sepuluh hari.

Malam ramadhan tinggal bersisa dua hari, seperti biasa… kondisi masjid tambah sepi… gak di jakarta, gak dipalembang… sama aja. Termasuk gw… salah satu yang tidak berada dimasjid saat ceramah antara maghrib – isya berlangsung. Yah!, setidaknya gw lagi silaturahmi (baca. Kongkow-kongkow) ama temen lama…. temen lama banget. Kita itu udah bareng saat masih umur tiga tahun, secara bokap-nyokap udah lama kenal, udah sama-sama tau kek gimana jeleknya masa kecil (perawakkan dan tingkah laku), udah pernah berbagi pacar dan prestasi. Komplit deh… gak lupa juga untuk berbagi cerita dan masalah…

Hampir setengah jam, gw gak bosen-bosennya dengerin lantunan keluhan dan kekesalan temen gw yang satu ini. Bukan keluhan deng, lebih tepatnya membagi kisah pahit hidupnya. Gak pahit-pahit amat juga… so, jangan berlebihan mbayainginnya.

Dari tadi itu… dia cerita masalah hubungannya dengan bokapnya. Bagaimana keegoisan bokapnya terhadap dirinya dalam hal mengatur banyak hal. Pendidikan, Prilaku, Hobby, pertemanan, bahkan asmara…. cieeellaaah!. Dia gak boong kok… gw kenal dia, dan keluarganya. Mungkin maksud bokapnya itu baik… karena udah lebih dulu dan lebih banyak makan asam-garam kali yaa, jadinya bokapnya gak ingin anak pertamannya ini terjerumus dalam kesia-siaan hidup. Gak bisa bayangin gw gimana sempitnya hidup temen gw ini… yang jelas semua aturan dan masa depan ada dalam rencana bokapnya. Huaaaannjrooot!

Sekarang kita bedua udah gede… gw sekarang adalah seorang insinyur teknik, dan dia adalah seorang sarjana pendidikan bahasa inggris. Lagi-lagi, beasiswa kuliah di UNY jurusan pendidikan bahasa inggris yang telah dia ambil dulu, itupun adalah “paksaan” dari bokapnya. Dia pernah cerita kalo dulu bokapnya pernah ngajakin ngobrol empat mata… antar sesama lelaki dewasa. Yang inti pembicaraan itu adalah bokapnya pengen dia ngambil jurusan itu supaya suatu saat nanti dia bisa gantiin bokapnya mimpin lembaga pendidikan yang telah bokapnya dirikan sejak umur kita masih itungan hari. Udah lama banget lah yaa… udah berkembang juga sampe sekarang. Padahal kita bedua itu udah mulai punya jiwa kompetitif sejak SD. Dari awal emang keinginan kita bedua bisa masuk kampus institusi. Gw demen ke kimia teknik kalo dia demen ke fisika modern. Tapi yah!, masa depan apa mau dikata…. itu juga gak jelek kok, tapi kan ini bicara hobby dan kegemaran… kalo sesuatu itu dilakukan dengan suka-hati, katanya hasilnya pun bisa maksimal. Kata orang-orang bijak sih gitu…

Lambat-laun rasa kecewa itupun mulai datang dan tumbuh beberapa tahun belakangan ini. Mungkin salah satu penyebabnya adalah keterlambatan dia lulus kuliah waktu itu… gak tau karena apa dan bagaimana ceritanya kok bisa terlambat lulusnya… bokapnya ampe marah-marah… dan ngancem gak akan kasih duit bulanan lagi kalo dia gak segera selesaikan skripsi. Mulai saat itu dia berani ambil sikap dan sedikit menentang… mungkin bukan menentang kata yang tepat… tapi sudah berani menjadi laki-laki. Yang dia pengen adalah sebuah penghargaan diri dari semua pengorbanan masa depan dan hasrat demi keinginan bokapnya. Dia pernah cerita kalo dia gak butuh duit kiriman dari bokap lagi… karena dengan prestasi yang dia miliki dia sudah menjadi salah satu guru pengajar tetap bahasa inggris disebuah lembaga ternama di jogja.

Waktu terus berjalan… gelar sarjana pun telah dia raih, lagi-lagi dia harus menahan semua hasrat dirinya untuk sebuah karir dan kesuksesan di kota dengan pendidikan menjadi amat sangat berkembang. Dia harus kembali ke tanah kelahiran,  ikut mengasuh lembaga pendidikan yang telah lama menghidupi dia dan keluarganya sebagaimana keinginan bokapnya sejak pertama.

Hubungan mereka pun semakin buruk saja hingga hari ini… terkadang dalam sehari mereka tak bertegur sapa padahal mereka tinggal dalam satu atap… apalagi saat seorang wanita telah menempatkan diri dalam bagian hatinya… namun dengan tegas bokapnya tidak menyetujuinya. Seorang dokter muda anak teman baik bokapnya telah direncanakan untuk bertunangan dengan dia.

Image

Staying Back Lover

                “text me if you wanna call me”

                Status BBM temen satu SD di SDN 2 Krida Utama padalarang bener-bener mampu menggerakkan niat hatiku untuk menemani kegalauannya pagi itu.

                “berapa nomernya….., sini biar aku telpon… “

                Tak pelak, kurang dari lima menit BBM ku dibalas dengan berisikan nomor ponsel dan sebuah pertanyaan sapaan, kamu apa kabar?

                “kamu kenapa….?”

                “gak pa2… Cuma lagi ada masalah dikit ama tunangan… “

                Hampir habis dua jam waktu, percakapan pagi itu belum juga usai. Linda, gadis sunda nan rupawan serta segudang curahan hatinya itu benar-benar melarutkan nuansa hatiku… dan menancapkan rasa suka yang mendalam.

                Hari ini adalah tepat seminggu setelah percakapan indah pagi itu… dan weekend ini adalah tepat pertama kali kita jalan bareng dengan menyandang status yang berbeda. Kalo sebelum-sebelumnya Cuma bisa jalan bareng saat reunian, itupun bareng sama anak-anak yang lain… kalo sekarang bisa jalan bareng tanpa ada batasan waktu dan terganggu dengan yang lainnya. Entah apa rasa hati saat melalui masa-masa itu… status pertunangan yang telah dia sandang saat itu tak sedikitpun meluluhkan hati ini untuk meyulutkan api asmara padanya.

 “Toh, masih tunangan ini… semua hal masih bisa terjadi kan?”

Bisikan hati yang selaras dengan nafsu dan logika selalu datang menemani… entah itu dari iblis atau dari malaikat… yang jelas semua masih terasa indah.

tiga minggu sudah berlalu saat peresmian hubungan kami, 130 km perbedaan jarak antara Jakarta-bandung tak mampu sedikitpun melemahkan semangatku untuk pulang seminggu sekali. Mamah dirumah sampe heran… gak biasa anaknya rajin pulang tiap minggu… biasanya juga sebulan sekali. tiga minggu peresmian, dan selama itu pula aku gak pernah menanyakan status dia dan tunangannya sejauh ini. Tak pelak, hatipun tergerak untuk tau dan bertanya. “Wajar kan… aku dan hatiku butuh sebuah kejelasan”.

“Udah enggak kok yang… aku lebih memilih kamu, dia orangnya kasar… suka maen tangan”

                Perasaan senang, lega, gembira, haru, bercampur bak jus buah… kata-kata singkat itu benar-benar memberikan kesejukkan dalam relung dan fikiran.

                “njiir…. Itu sapa ris?, geulis pisan euy!” sorak-soray temen-temen kantor menggoda aku dan linda saat acara resepsi pernikahan salah satu teman kantor di bandung setidaknya sedikit meningkatkan derajat kelaki-lakian ku diantara mereka. Kharis, selama ini yang mereka kenal ada sang raja galau yang selalu berstatus jomblo abadi… tiba-tiba saja menggandeng cewek cantik nan ayu asli made in bandung.

                Ternyata perjalanan backstreet itu memang selalu salah dan selalu akan menemui kegagalan… hampir jalan satu setengah bulan hubungan kami berjalan dengan baik dan harmonis… tak ada angin tak ada hujan juga tak ada kabar tsunami… entah kebosanan dalam hubungan, kekecewaan yang dirasakan atau..entahlah… entah apalagi alasan yang berkecamuk dalam benak saat linda mengabarkan bahwa terpaksa harus kembali menjalin hubungan dengan tunangannya itu…

                “maaf yang… ini kemauan papa”

                Entah ini kenyataan atau sebuah alasan yang dibuat-buat… tapi saat terakhir kali berkunjung kerumahnya untuk ngajakin jalan… kedua orangtuanya tak pernah complain ataupun bertanya macam-macam… tampak raut muka suka dan setuju anak mereka berhubungan dengan ku.

                “Zzzz….. “ dering nada ponselku sentak mengagetkan hati pagi itu… mana banyak kerjaan yang mesti dibereskan hingga siang itu… ternyata dapat telpon dari nomer gak dikenal.

                “halo…. Ini kharis ya?”  sentak nada amarah terdengar lantang dari lawan bicara waktu itu. Bukannya jawab salam… malah bentak-bentak gak jelas.

                “iya, ini siapa ya?”

                “ini doni, tunangannya linda…, kamu ada hubungan apa sama linda… kalian pacaran?, apa yang udah kalian lakukan berdua sejauh ini…”

                Intrograsi dengan nada lantang itu memulai percakapan panas pagi… entah tsunami cetar membahana dari mana… seorang laki-laki yang mengaku tunangan linda,… mulai memaki-maki gak jelas. Benar-benar cobaan berat yang datang tiba-tiba… hati berusaha untuk tenang dan sabar.

                Sudah hampir seminggu ini telpon dari nomer yang sama datang… menanyakan perkara-perkara yang tak enak ditelinga… bukan tak ingin untuk tidak menghiraukan dengan tidak menjawab … tapi tak ingin dianggap seorang yang pengecut dan penghindar dari masalah. Aku putuskan untuk menemui mereka berdua saat pulang ke bandung weekend ini. Ini dengar langsung dari linda… stetmen-stetmen ngawur apa saja yang telah ia utarakan selama ini.

                Selang satu jam sebelum waktu janji pertemuan kami bertiga itu dibuat…. Dengan tiba-tiba linda telpon… dengan nada bicara lantang dan kasar yang benar-benar bukan sosok dirinya yang aku kenal dulu… maki-makian pun tak pelak ia lontarkan dalam obrolan tersebut. Tak ubahnya dengan tunangannya itu. Ada apa ini sebenarnya… sosok dan pribadi mana yang salah antara kita bertiga. Percapakan lima belas menit itu di penuhi dengan debat sengit… linda memaksa bahwa pertemuan itu tak perlu diadakan… dan akupun punya hak untuk melakukan pembelaan tentang masalah ini. Aku yang sekarang bukanlah perebut calon istri orang… kita memulainya atas dasar suka.

                Namun apalah daya… pertemuan itupun urung dilakukan… dan hubungan kamipun kandas begitu saja. Sedih memang, tapi yaa sudahlah… tekad teguh dalam hati bahwa takkan pernah lagi perkara cinta mengusik kebahagiaan di kemudian masa.

Stupidity or Luck

I didn’t know whether I was so stupid about what a girl wanted or I was lucky. There was a girl while I was studying in BFA as an exchange student. I was the only one though from my country, so I didn’t have any chance to speak my language for the whole year. Anyway, she is actually Italian, there were two of them and they both were also exchange student.
One night, I think it was in the middle of the year, which was some when around November to January, and of course was also Friday night, and I decided to come to a party, a small party in Abelie’s place. And yes she is one of them. The party was just for me, her, and one of her friend called Brian, he was like 10 years older than us.
My host mom drove me to her house and when I arrived they were having a Chinese food for their dinner and almost finish. After they’re finished, they actually already had little miss sunshine for us to watch that night. And we went to the downstairs room for the movie. Her host parents actually have a really nice big house. And the basement is where usually the kids hanging out playing stuff. It’s big enough.
Right after the movie finished, as usual we talked about the movie and it was so funny, somehow it made us lough our ass off. And then Abelie offered a drink “Ara, do you want a drink? Coz I’m gonna have a baileys or champagne, which one do you like the most? (With her Italian accent)” “I don’t know Abe, I’m not sure, which one so u think the best?” “They’re both are good actually” “ok then let’s have baileys!” She came with two glasses of baileys in her hands with some ices in it and handled me one of them. And we drank the baileys and chatted drank chatted drank chatted. And after a little while Brian told us that he had to go to his friends for an hour or two.
“yeah Abe, here we’re alone, what r we gonna do?” “idk, lets just talk about something” “ok” “so Ara, have u had sex” “why r u asking me this Abe” “idk I was just curious” “yes I have, u?” (I said that because it is a shame to become a virgin there) “yeah of course I have its good though, what do u think about Sussan? Do u think she had already had sex?” “I’m not sure Abe, I don’t think so” “yeah I think so too, she doesn’t really have any experienced about sex” “hahahhahah, maybe someday she will, with Americans maybe” “ahahahhaha, yeah could be. Ara don’t u miss having sex” “why r u asking?” “just asking, coz u know, when I was in Italy I used to have sex a lot with my boyfriend, and its good. Don’t u miss doin it?” “yeah of course Abe, I miss it, but what can we do? We’re here, exchange student” “why Ara” “yeah coz we’re not allowed to have sex during this year, and if we get caught doin’ it, we’re gonna be deported to our home country, and what are we gonna say to our parents” “yeah, u have the same thoughts with me Ara, we can do anything”. I was like how the hell did I say such things to a girl who was seducing me. I was so dumb; I could’ve had sex with her that night. Crazy baileys.

Image

Pict. Source. http://jonasyat.blogspot.com/2011/02/baileys.html

Untitled

          “bukan karena cinta yang salah, atau keadaan yang tidak memihak… atau masa yang datang tidak tepat, tapi ini bicara masalah takdir… nasib dan garis hidup yang sudah ditentukan… ditentukan oleh sang maha mengetahui segala hal, hal baik dan hal yang buruk, baik yang lalu… yang sedang bahkan yang akan terjadi”

Sore menjelang malam di Palembang.

                “kenapa lo mau nikah ama cowok ini?, secara fisik… setahu gw… dia gak masuk criteria cowok yang lo idam-idamkan dulu”

                “udah lah fian, gw gak munafik bicara soal cinta,.. sekarang gw mikirnya logika aja,.. nikah, hidup mapan… masalah cinta, itu bisa datang belakangan… asalkan dia cinta ama gw… itu udah cukup buat gw… cinta gw ke dia bakal tumbuh seiring berjalannya waktu… itu saja”.

                Pembicaraan ini antara gw dan teman dekat gw sewaktu kuliah di Palembang, satu minggu setelah libur lebaran dan satu bulan sebelum pernikahan mereka. Kita ketemuan, ngobrol, makan, canda-candaan…. Dan berbagi cerita dan kenangan masa lalu. Cantik, putih, mantan model local, berkarakter, high prestige, selera humor bagus, dari keluarga mapan dan terpelajar… ini bener-bener kondisi dia tanpa adanya mark-up sama sekali… setidaknya gw kenal sama bokap dan nyokapnya. Gw speechless ama stetmen dia barusan… bisa-bisanya dia tumbuh sedewasa ini… wajar aja sih.,,  hampir tujuh tahun tak bersua… physically, dia tanpa adanya perubahan dengan yang dulu tetap sempurna dan periang… tapi dari dalam…. Dia adalah wanita yang amat sangat berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Wanita memang aneh, berani betul dia mengambil keputusan sebesar ini dalam hidupnya… tanpa didasari rasa kasih sayang yang bisa dibilang kurang banyak untuk memenuhi hari-hari berbeda yang akan dia rasakan sebulan kemudian.

                gw gak yakin dia bakal bertahan ama nih cowok… bukan mendoakan hal yang buruk, tapi mudah-mudahan tak terjadi hal yang buruk terhadap mereka berdua.

                “Pi, jadi ketemuan gak… sesuai dengan obrolan kita kemaren… ditempat biasanya kita ketemu…”

                Lepas lewat enam bulan pernikahan mereka… gw balik ke Palembang dari jakarta. Ada pernikahan sepupu di kampung… mumpung pulang, sesempatnya mampir dan jumpa dengan teman-teman lama. Pesan itu tepat kukirim pukul 05.00 pm. Dan kuterima balasannya satu setengah jam setelahnya.

                “sorry fian, gw gak bisa ketemuan… kalo Cuma berdua doang… suamiku lagi diluar kota… gak enak kalo diliat orang…”

                Well, sekali lagi gw angkat topi… suaminya beruntung mendapatkannya.

Cerita yang lain dari Jakarta,

                Gw heran… kenapa sebuah hubungan special dibuat, jika sudah tau bakal takkan bersama dikedepannya… gak ada yang salah dari sebuah rangkaian kehidupan… Cuma kelemahan gw yang membawa gw bertanya, heran, dan takjub kepada yang namanya perempuan, hingga jari tangan ini bersihkeras pengen ngetik… otak pengen merangkai kata… meskipun mata udah tak sanggup terbuka.

                “pernikahannya berjalan meriah loh mbak, tapi ceweknya gak secantik kamu kok! Seriusan!…” stetmen lancang yang gw anggap sebagai lelucon ini ternyata telah menyakiti hati dan perasaannya.

                “lo siiiih… ngomongnya kek gitu… dia marah kan jadinya!..” seorang teman wanita yang lain serta merta menyalahkan gw seketika itu juga….

                “mbak, sorry yaa.., tentang yang tadi… sumpah demi apa…. Gw tadi niatnya Cuma becanda doang kok… gak maksud apa-apa… “ layangan permohonan maaf gw, langsung gw sampaikan via internal message sehabis makan siang.

                Well, sejatinya wajar sih kalo gw heran… masalah perasaan dan hati cyiinn… susah boo, dideskripsikan. Masalahnya gossip kedekatan mereka itu udah melalang buana membahana seantero kantor… menurut gw juga mereka adalah pasangan paling serasi ditahun naga… nah, kok tiba-tiba si cowok ngasih undangan pernikahan yang gak ada nama si-mbaknya… hayooo… bingung kan loo….. gimana perasaannya yaaa…. Apalagi pas gw kecengin waktu itu.

Sekali lagi gw angkat topi… masih speechless ampe gak berkedip kalo mbahas masalah hati perempuan. Tegar bagai karang.