yokatta!

Pagi Jakarta, 3 januari 2013

                Tetes keringat dingin mengalir perlahan  menuruni kening hingga jambangku seiring dengan mendung pagi yang semakin kelam kelabu itu…, detak jantung perlahan menderang-menggebu mempercepat frekuensi getarannya hingga sedikit tak terkendali. Kukembalikan satu sendok suapan bubur ketan item yang sudah kupesan sedari tadi, namun hanya beberapa bagian darinya masuk ke kerongkongan ku… selebihnya masih saja meneriakiku dari mangkuk putih mungil itu sambil berkata bite me. Entah apa gerangan rasa dikalbu pagi itu… resah, gundah, menggelora menyerang semua sendi dan sudut jiwa. Ada yang tak biasa memang kurasakan sejak terlambat bangun pagi itu… berujung pada terlambat menempelkan telunjukku di keyfinger pintu masuk kantor, sebagai tanda waktu kedatangan.

Kegelisahan ini mungkin disebabkan ada kebiasaan pagi yang sedikit terlupakan karena entah terlalu bersemangat atau sebuah kelalaian bertarung menerjang waktu dan kemacetan pagi Jakarta.

“sial!, gw cabut dulu yah… lagi gak okeh nih”. Ku sempatkan berpamitan kepada beberapa rekan kerja yang juga sedang menyantap lahap rejeki pagi mereka di warung kopi belakang menara Batavia itu. diiringi langkah kecil namun cepat kukayuh semangat untuk menuju tempat yang paling cocok untuk meluapkan emosi dan gelora yang hampir meluap ini. “ruang di belakang kantin itu, atau di lantai tiga yah!?”, sedikit opsi terbersit dalam hati… memilih tempat yang tepat dan sejalan dengan waktu tentunya… tidak terlambat, itu saja intinya. “crap!, no place for me here”. Derap langkah kaki kecilku semakin cepat kuayunkan menerobos anak tangga basement kantin hingga lobbi saat ku ketahui bahwa tak ada kesempatan untukku diruang belakang kantin itu. kuraih cepat tombol lift naik sesaat tiba di lobby gedung. Satu menit berada di lift berasa satu jam sambil beberapa kali melihat ke jam tangan police chronogram hitam milikku. “ting… tong”, lantunan pertanda lift berderang menandakan aku sudah berada dilantai 3A, tepat dimana aku bekerja. Tak kuhiraukan beberapa sapaan dari rekan kerja saat itu… tanpa fikir panjang, jiwa-raga dan hati tertuju kesana.

“pyuuufft!! Yokatta, ada toilet yang kosong!”

Tinggalkan komentar