Choosing…

‘’Sebagian orang mungkin tidak ditakdirkan untuk bahagia, namun sebagian orang ini telah ditakdirkan untuk menjadi orang besar”.
Sepenggal dialog di film serial Scandal yang menceritakan tentang kehidupan cinta terlarang para presiden amerika ini sedikit memberikan dampak positif dalam mindset gw. Gw yang sejauh ini mengenal diri gw sebagai sosok yang perfeksionis dalam hampir setiap hal, saat ini mencoba untuk tepo selero, kalo bahasa arabnya itu qonaah. Mencoba untuk menerima sesuatu yang diluar kemampuan gw untuk memperbaikinya, diiringi dengan usaha tentunya. Well, hal itu termasuk pasangan hidup. Masih cetek banget sih pengetahuan gw tentang sebuah pernikahan, banyak aja pokoknya pertimbangannya. Entah dari sudut pandang calon pengantinnya, maupun keluarga. Cantik!, pinter! Mungkin dua hal yang saat ini masih menjadi pemegang rekor teratas dalam pertimbangan gw dalam memilih pasangan hidup. Diskusi panjang dengan salah satu sepupu gw yang umurnya cuma beda 2 tahun dari gw dan dia pun sudah memiliki dua istri udah gak bisa kehitung jumlah kalinya. Point nya selalu menuju pada, “jangan remehkan santriwati dalam memilih sebagai kandidat istri, kecantikkan bukan segalanya”. Secara sudah beberapa kali tawaran santriwati untuk minta diajak ke pelaminan. Ada yang hafal qurán, ada juga yang hafal fiqih lima madzhab. #alamak!
“takutnya aku gak nyambung obrolannya ama dia, mas”. Alasan gw ke sepupu gw #simpel #bingit!. toh hal itu juga belum terbukti dan gak menjamin cewek2 lulusan kampus juga bakal nyambung terus obrolannya. Bingung, bimbang, galau, macem2 lah ya feelingnya… namanya juga kewajiban, pasti bakal banyak godaannya. Setan itu dimana-mana keberadaannya. Gak akan bakal diem-manyun liat anak adam punya niatan baik dalam hidup dan agama. kemaren sih dapet yang srek ama mindset, eh… malah bubar tengah jalan. Umur udah menanjak naik lama-lama ini mah. Masa aja gw mesti gambling nerima pasangan hidup yang ditawarin orang2 terdekat. Gak bisa dibilang gambling juga sih, intinya seseorang yang mungkin jauh lebih sedikit punya waktu bersama saat sebelum menikah. Mmmhhh… mungkin perlu dicoba sih yaa.. gak ada jaminan juga gw gak bahagia dengan pilihan yang “gambling” tadi dan gak ada jaminan juga gw bakal terus bahagia dengan seseorang yang sudah lama meluangkan waktu bersama sebelum halal. Well, kalimat apa yang cocok ama stetmen sebelum “halal”?, fikir ndiri ya kakak!.
“udah lah… kata “cocok” itu sulit untuk ditemukan dalam berpasangan apalagi yang menyangkut suami-istri, hubungan yang bakal dijalani hingga akhir hayat. Pasti ditengah jalan juga bakal banyak menemukan perselisihan… dan itupun tak jadi soal. Allah sendiri bilang kan, kalo anak adam itu diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Intinya adalah sebagian besar memang berbeda, dan tidak cocok. Makanya disuruh untuk saling kenal”. Ini nasihat lanjutan dari sepupu gw yang kalo ngomong ada aja alesan untuk mendengarkannya. Well, intinya gimana dong ini… coba ajalah ya… semua bukan gambling kok, toh… Allah udah atur semua jalan hidup seseorang, mungkin terkadang… pertemuannya bisa saja berkesan atau dari hal yang tak terduga.

Jakarta, 25/11/13

download

Image Source : http://eagle.northwestu.edu/departments/wellness-center/helpful-hints/dealing-with-loneliness/