Sihir Sang Penyair

Sebagian pribadi datang dan pergi

Sebagian datang sebagai keluarga

Sebagian lagi sebagai teman sejati

Bahkan sebagai kekasih

Rasa iri tak luput untuk tumbuh

Bagi pribadi yang jadi musuh

Sebagian memberi suka cita

Sebagian menoreh luka hati

Bak rumput dimusim hujan, Kisah ini merekah tumbuh

Melekat bak ukiran pada batu

 

Waktu tetap disini

Mengiringi setia sang pribadi

Sebagai saksi saat amanat menjadi khianat

Sebagai saksi saat teman menjadi lawan

Sebagai saksi saat kekasih menjadi benci

Sebagai saksi saat bising menjadi asing

 

Waktu tetap disini

Membalut luka yang pedih

Melupakan kenangan sedih

Perlahan mengikis habis luapan emosi

Menyembuhkan raga sang pribadi

 

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Berjalan letih tertatih tak menentu

Bermuram bagai disayat sembilu

Raut muka nya sendu

Sinar wajahnya luluh

Nampak hanya kesedihan singgah berlalu

 

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Apakah gerangan yang terjadi

Apakah Karib kerabat mengkhianati?

Apakah teman sejati tak lagi peduli?

Apakah sang kekasih hilang-pergi?

Hanya menyisakan racun ditangan kiri

Niat hati untuk mengakhiri

 

Lihatlah sang penyair

Menebar pikatnya bak penyihir

Berkutat hebat dengan kalimat

Mengaduk aduk rasa dan jiwa

Melupakan sesaat rasa duka dan kecewa

 

Duhai sang penyair

Lihatlah gadis sayu berbaju biru

Bawa jiwanya terbang bersama sajak dan kata

Bawa jiwanya menari dengan rima

Bawa jiwanya tenggelam dalam kisah

Isi kesunyian hatinya dengan canda tawa

Pahamkan dia bahwa hidup tidak hanya sekedar duka lara

Pahamkan dia akan makna hidup sebenarnya.

Rasa itu apa

“mau nunggu sampe kapan?”

Itu pertanyaan gw ke mia, cewek tomboy yang mungkin bisa dibilang secara usia tidak muda lagi. Mia adalah sosok yang unik menurut gw, dari luar mia terlihat tangguh, gagah, perawakan tinggi besar dengan warna kulit yang agak gelap, suka olahraga dan mandiri. Hal feminim yang dia miliki hanyalah hijab nya, ditambah lagi, selama gw kenal dia, dia ga pernah terlihat pake rok. Tapi setelah sekian bab curhatan yang selalu dia lantunkan ke gw setiap ada kesempatan ketemu, dibalik ketangguhan nya, dibalik kemandirian nya mia adalah sosok cewek yang rapuh, perasa dan haus akan perhatian dan kasih sayang.

Mungkin mas rudi adalah forever crush-nya mia dalam kisah ini. Ga usah ditanya lagi alasan kenapa mas rudi selalu dipuja-puja sama mia, bisa dibilang, senandainya gw gay pun, gw udah klepek-klepek hanya karena ditatap sama mas rudi. Putih, badan atletis, jago olahraga, mapan, karismatik, plus kumis dan brewok tipis ala laki-laki turki menjadi pelengkap daya tarik mas rudi. Mia rela melakukan apa saja, rela ikut kegiatan apa saja,rela masuk kedalam komunitas yang sama dengan mas rudi atau menghabiskan duit berapa saja hanya untuk sekedar berada didekat, atau mungkin hanya sekedar diakui keberadaan nya. Pernah suatu waktu, mia dengan bahagia nya ikut rombongan mas rudi dan teman-teman nya ke bali untuk hadir dalam sebuah event olahraga. Planning telah ditentukan, saat event selesai, dilanjutkan dengan liburan bersama. Namun alangkah sedihnya nasib anak perawan ini, selama kegiatan mereka dibali, jangankan diharapkan untuk diakui keberadaan nya, bahkan hanya untuk sekedar ngobrol dan bercanda saja tidak. Bukan karena tidak ada waktu atau kesempatan, hanya saja mas rudi tidak pernah memberikan momen itu hadir, tatapan kosong dan acuh yang selalu direspon oleh mas rudi ke mia, seolah-olah tidak menghendaki kehadiran nya. Beberapa event olahraga yang terkadang meronggoh kocek yang tidak sedikit sering mia hadiri dan ikuti hanya karena ingin ada momen bersama mas rudi walaupun hanya sebatas frame foto bersama dengan rombongan yang lain, atau hanya sekedar untuk di upload di Instagram, atau hanya sekedar ada alasan untuk bisa nge-tag. Rasa suka itu tak cukup sampai disitu, jika ada momen yang tepat, terkadang mia secara diam-diam mengamati, mengabadikan, bahkan merekam kegiatan mas rudi dari kejauhan, tentu saja tanpa sepengetauhan mas rudi.

“kenapa ga disamperin?”

“ga ah, ga berani, takut dimarahin…”

Beberapa spekulasi negatif tetang mas rudi yang kerap beberapa kali terdengar dari mia hanya sekedar penggambaran rasa kekecewaan yang selama ini dia rasakan, tapi jauh didalam lubuk hatinya rasa suka itu, rasa sayang itu, rasa peduli itu begitu besar sehingga menutupi kekurangan, menggelapkan pandangan, memaafkan kesalahan, bahkan melupakan kekecewaan.

Mungkin mia terlalu agresif atau terlalu terbuka dalam menyampaikan perasaan nya. Terkadang ada tipikal cowok yang tidak terlalu suka di-chasing, dikejar-kejar, atau terlalu diharapkan. Ada!. Namun rasa tidak pernah salah, rasa itu fitrah, ardhani layaknya nabi, dan indah layaknya surga, karena tuhan menciptakan rasa untuk kita nikmati, untuk kita sesali, pemberi beda dalam kisah, memberikan warna-warni dalam kertas putih kehidupan.

“So, mau nunggu sampe kapan?”

“mhmm… ga tau, mungkin sampe sadar… sadar akan fitrahnya bahwa laki-laki juga butuh wanita dalam kehidupan nya, karena saat ini dia lagi dekat sama krisna”.

Penggoda itu bukan gw

“inget gak yang gw cerita tentang seorang penggoda saat seseorang mau menuju pernikahan… nah, posisi lo sekarang adalah sang penggoda itu…”

Balesan group whatsapp dari simon malem itu gak gw gubris sama sekali… namanya gw suka… cinta… mau diapain lagi… sometimes mereka Cuma bisa cuap-cuap doang… memang sih kondisi gw sekarang lagi gak ngandelin logika… tapi feeling ini gak bisa gw tahan…. gw mesti gimana dong…

“well, gini kondisinya… dista gak bahagia dengan calon suaminya… dia masih dalam taraf keraguan… beside, yang ngajak ketemuan pertama kali bukan gw… dia cerita banyak hal… termasuk niatan untuk balikan lagi ke gw. Gw yah… gimana yaaa… bingung, tiga tahun belakangan ini gw gak menjalin hubungan serius dengan seseorang hanya untuk menunggu terbuka hatinya kembali ke gw…dan miskomunikasi dan misunderstanding kita bedua selama ini yang membuat dia memilih dion sebagai pasangan hidupnya…”

Diskusi gw ama simon berlanjut hingga besok malem nya… gw gak bisa bilang “tidak” untuk terbuka dengan cowok satu ini… secara kita tinggal bareng satu apartment.

“lo mau dengerin masukan gw gak?”  lanjut simon.

“tergantung…. tergantung masukan lo itu masuk akal gw ato enggak…”  well, entah perilaku gw ini masuk akal atau enggak…. yang jelas, gw masih terus defensif.

“aslinya gw support lo untuk balikan sama dista… beside, dia udah tunangan saat ini… gw dukung lo apapun yang buat lo happy. Gw juga belom pernah ketemu… bincang… sama dista, gw juga gak tau apapun tentang masalah ini menurut sudut pandang dia sebagai seorang perempuan baik-baik… mungkin memang ada masalah ato hal lain., yang jelas satu hal yang mesti lo emphasis… kalo lo bener-bener serius, lo mesti minta dia buat ambil keputusan… milih lo untuk tetep jalanin hubungan atau worst case nya adalah lo Cuma jadi pelampiasan feeling doi sesaat, secara calon suaminya gak stay di jakarta. Lo kasih dia waktu kira-kira 3 minggu untuk mikir, istikharah… ato apalah… untuk meyakinkan hatinya tentang pilihan hidupnya”.

Diam… termenung… manggut-manggut… mencerna… berfikir…itu aktivitas gw selama hampir tiga hari belakangan ini setelah denger masukan logis dari bocah sok ganteng itu… gw gak tau mesti gimana… pernikahan dista dilangsungkan tiga bulan lagi… dan gw masih belum punya planning kapan mau ngomong serius tentang masalah ini ke dista.

 Dear God, gimme guidance. Gw tutup sholat isya gw dengan doa.

Image

Akan Indah pada waktunya….

Sudah berapa taun yah…. enam, tujuh taun deh keknya gak jumpa ajeng… cewek ekstrovert nan bengal serta keras kepala ini banyak aja akalnya buat gangguin gw… maklumlah, dulu dikampus sastra gw anak paling culun. Kadang geli sendiri mbayangin gw dulu… geek dikampus sastra… that’s sound weirdos!. Geek di kelas geologi, kimia analis… it’s fair lah yaa… nah gw?…

Balik ke ajeng nih… dulu pas semester terakhir dia sempat lengket ama seorang senior berinisial “J”. Gw kenal ajeng dari semester satu, kita dulu satu geng, ada gw, ajeng, nia, dino dan bagas … dan belum pernah gw liat dia amat bahagia, sentosa saat dia kenal ama nih cowok.  Ampe perpisahan gw pas lanjut sekolah ke Shieffield – UK aja dia gak datang… alesannya sih tuh cowok lagi tanding balap motor, jadi dia pengen kasih semangat… well, no matter lah… gw bahagia klo liat ajeng juga senang menikmati hidupnya. Dia dari keluarga yang broken. Tante mia dan om Joko pisah saat kita lagi tegang-tegangnya ngadepin ujian akhir semester lima… alhasil, ajeng failed di beberapa mata kuliah… dan kuliahnya telat ampe satu setengah tahun. Ketemu ama nih cowok ibarat pucuk dicinta… perasaan pun tiba.

Ajeng bisa dibilang yang paling sering kontak ama gw ketimbang 3 sobat gw yang laen pas gw di UK. Email, chat, kirim-kirim foto… cerita banyak hal lah pokoknya. Dari yang simple nanya soal… kira-kira dia mesti kasih apa ke si mister “j” saat dia menang di race championship di sentul april 2010 silam… ampe konsultasi tentang apakah bayi yang dia kandung ama si mister “J” itu mesti digugurkan apa enggak… well, benar sekali… dia sudah hamil empat bulan saat dia cerita ke gw tentang itu. Gw gak bisa bilang apa-apa juga… yang ada gw cuma bilang… “kenapa lo baru cerita sekarang….. bego!”, mestinya lo konsul ke gw… patut gak memberikan keperawanan lo ke si mister “J” itu…. hadeeuh…. cewek terlalu gampang emang klo sudah terkena bakteri cinta.

Tepat seminggu setelah milo, bayi ajeng yang mungil itu merayakan ulang tahun yang ke delapan bulan… si mister “J” meninggal karena kecelakaan saat balapan motor di lombok… status ajeng saat itu adalah masih single… artinya mereka belum menikah… just living together… well, it’s really not good. Gw gak usah menggambarkan lah yaa… gimana sedihnya ajeng ditinggal istirahat selamanya ama cowok sekaligus ayah dari bayinya itu. Setidaknya hampir tiga kali dia sudah berniat melakukan bunuh diri dirumah… untungnya masih ada beberapa orang terdekatnya yang masih sangat care merawat dan membantu memulihkan perasaannya untuk kembali normal.

Jalan ultah milo yang ke tiga pun… ajeng masih belum bisa move on… masih suka ngimpiin mister “J” katanya tiap malem… walaupun dia udah usaha sih untuk membuka kesempatan beberapa pria yang satu kantor ama dia untuk deket dan jalan bareng… tapi belom ada yang nerima dia apa adanya… apa adanya itu… yah nerima masa lalunya dia, nerima milo sebagai bagian dari dirinya ajeng… dan nerima beberapa kebiasaan jelek ajeng yang masih suka melamun memikirkan si mister “J” itu.

Agak rumit memang kondisinya dia… nerima kisah pahitnya, nerima milo… mungkin masih make sense lah buat beberapa pria yang luas dadanya. Tapi masih mikirin laki-laki lain saat sedang terjaga bersama suami atau ngigau nyebut nama orang lain saat tidur… eneg juga lama-lama. Moga kondisi nya cepat berubah… suasana hati ajeng cepat pulih kembali…. amin.

Seminggu yang lalu gw nerima calling dari seseorang yang gak asing suaranya ditelinga gw… gimana mau asing… dia selalu ngomelin gw saat kita kumpul-kumpul dikantin kampus, ngomentarin apapun yang rada aneh disekitar kita. Yup.. bener, ajeng. Berita baiknya adalah…. dia calling gw mau invite gw ke acara resepsi nikahnya dia di gedung plaza sudirman jakarta selatan. Kalo bilang seneng… yah pasti seneng banget lah yaa… satu hal yang wondering buat gw… kira-kira siapa laki-laki yang unlucky itu yang bisa dirayu ama dia untuk nerima dia apa adanya… hahahaah

“plaza sudirman pak, sudah sampai… “ suara sopir taxi bluebird menghamburkan candaan dan tawa-tawa kecil gw mbayangin masa lalu pengantin wanita sore ini.

“nih pak… ambil lebihnya….”

                                                                                                                               

Choosing…

‘’Sebagian orang mungkin tidak ditakdirkan untuk bahagia, namun sebagian orang ini telah ditakdirkan untuk menjadi orang besar”.
Sepenggal dialog di film serial Scandal yang menceritakan tentang kehidupan cinta terlarang para presiden amerika ini sedikit memberikan dampak positif dalam mindset gw. Gw yang sejauh ini mengenal diri gw sebagai sosok yang perfeksionis dalam hampir setiap hal, saat ini mencoba untuk tepo selero, kalo bahasa arabnya itu qonaah. Mencoba untuk menerima sesuatu yang diluar kemampuan gw untuk memperbaikinya, diiringi dengan usaha tentunya. Well, hal itu termasuk pasangan hidup. Masih cetek banget sih pengetahuan gw tentang sebuah pernikahan, banyak aja pokoknya pertimbangannya. Entah dari sudut pandang calon pengantinnya, maupun keluarga. Cantik!, pinter! Mungkin dua hal yang saat ini masih menjadi pemegang rekor teratas dalam pertimbangan gw dalam memilih pasangan hidup. Diskusi panjang dengan salah satu sepupu gw yang umurnya cuma beda 2 tahun dari gw dan dia pun sudah memiliki dua istri udah gak bisa kehitung jumlah kalinya. Point nya selalu menuju pada, “jangan remehkan santriwati dalam memilih sebagai kandidat istri, kecantikkan bukan segalanya”. Secara sudah beberapa kali tawaran santriwati untuk minta diajak ke pelaminan. Ada yang hafal qurán, ada juga yang hafal fiqih lima madzhab. #alamak!
“takutnya aku gak nyambung obrolannya ama dia, mas”. Alasan gw ke sepupu gw #simpel #bingit!. toh hal itu juga belum terbukti dan gak menjamin cewek2 lulusan kampus juga bakal nyambung terus obrolannya. Bingung, bimbang, galau, macem2 lah ya feelingnya… namanya juga kewajiban, pasti bakal banyak godaannya. Setan itu dimana-mana keberadaannya. Gak akan bakal diem-manyun liat anak adam punya niatan baik dalam hidup dan agama. kemaren sih dapet yang srek ama mindset, eh… malah bubar tengah jalan. Umur udah menanjak naik lama-lama ini mah. Masa aja gw mesti gambling nerima pasangan hidup yang ditawarin orang2 terdekat. Gak bisa dibilang gambling juga sih, intinya seseorang yang mungkin jauh lebih sedikit punya waktu bersama saat sebelum menikah. Mmmhhh… mungkin perlu dicoba sih yaa.. gak ada jaminan juga gw gak bahagia dengan pilihan yang “gambling” tadi dan gak ada jaminan juga gw bakal terus bahagia dengan seseorang yang sudah lama meluangkan waktu bersama sebelum halal. Well, kalimat apa yang cocok ama stetmen sebelum “halal”?, fikir ndiri ya kakak!.
“udah lah… kata “cocok” itu sulit untuk ditemukan dalam berpasangan apalagi yang menyangkut suami-istri, hubungan yang bakal dijalani hingga akhir hayat. Pasti ditengah jalan juga bakal banyak menemukan perselisihan… dan itupun tak jadi soal. Allah sendiri bilang kan, kalo anak adam itu diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Intinya adalah sebagian besar memang berbeda, dan tidak cocok. Makanya disuruh untuk saling kenal”. Ini nasihat lanjutan dari sepupu gw yang kalo ngomong ada aja alesan untuk mendengarkannya. Well, intinya gimana dong ini… coba ajalah ya… semua bukan gambling kok, toh… Allah udah atur semua jalan hidup seseorang, mungkin terkadang… pertemuannya bisa saja berkesan atau dari hal yang tak terduga.

Jakarta, 25/11/13

download

Image Source : http://eagle.northwestu.edu/departments/wellness-center/helpful-hints/dealing-with-loneliness/